Senin, 15 Desember 2008

Vitiligo

Vitiligo adalah sejenis kelainan kulit kronis yang ditandai dengan bercak putih seperti warna kapur dengan ukuran yang bervariasi dari mulai beberapa mm sampai beberapa ratus cm², lokal atau tersebar merata di seluruh tubuh dan cenderung meluas. Kelainan ini dapat terjadi pada semua ras, baik laki-laki maupun wanita, kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi berdasarkan penelitian ada beberapa faktor yang berperan, antara lain:
1. Faktor genetic: pada 6-38% penderita vitiligo dapat ditemukan penyakit yang sama pada keluarganya.
2. Faktor autoimun: pada keadaan ini terjadi proses apoptopis (kematian sel), yaitu sel melanosit (sel penghasil pigmen) dimatikan oleh sel-sel tubuh pasien itu sendiri.
Terjadi peningkatan produksi interleukin 2 pada lesi. Biasanya dapat dijumpai penyakit autoimun lainnya, antara lain: penyakit tiroid, alopesia areata, uveitis, diabetes mellitus dll.
3. Faktor stress: diperkirakan karena kadar norepinefrin yang meningkat.
4. Faktor peningkatan kadar H2O2 pada lesi yang membuktikan peningkatan kadar enzim katalase.
5. Faktor neurogenik:
ada neuropeptida Y yang meningkat.
Ada 2 macam pengobatan yang selama ini dilakukan, yaitu :
1.Non operatif:kortikosteroid (oral, topikal & intralesi)
psoralen : oral atau topikal + ultraviolet A (PUVA)
fototerapi dengan sinar laser narrow band UVB atau narrow band UVB
2.Operatif: transplantasi dari kulit yang sehat, bedah plastic lapisan epiderma, transplantasi kultur melanosit.
Fototerapi dengan narrow band UVB saat ini sering dipergunakan dengan hasil yang memuaskan, namun untuk kelainan kulit pada daerah lipatan atau yang sulit dicapai sering tidak mendapat pajanan yang adekuat. Selain itu pada terapi dengan dosis tinggi sering mengalami hambatan, yaotu tidak bisa dilaksanakan karena bahaya fototoksisitas yang bisa terjadi baik pada daerah lesi (kelainan) maupun pada kulit yang sehat.
Riset terakhir menunjukkan bahwa alat Monochromatic excimer light 308 nm (MEL 308) memancarkan panjang gelombang yang dapat memberikan efek biologis dan efek klini yang lebih baik daripada UVB narrow band.

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko yang berpengaruh adalah: 1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun. 2. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun. 3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. 4. Faktor genetik dan hormonal. 5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. 6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. 7. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen. 8. Obesitas pasca menopause. 9. Pemakaian alkohol. 10 Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. 11. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. 12. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara. 13 Penyinaran. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini. Sadari, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini. Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon. Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.